Rabu, 26 Oktober 2011

GANGGUAN ST PERNAFASAN NON INFEKSI


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN NON INFEKSI
Ns Sumedi. SKep. Mkep
COPD/ PPOM / PPOK
  Merupakan Sekelompok Penyakit Paru
   → penyebab tidak jelas
  Adanya perlambatan udara ekspirasi yg menetap :
  Penyempitan bronkus & Percabangannya. Kelainan obstruktif  dapat menyerang ekspirasi dan inspirasi. Sementara pada kelainan restriktif terutama menyerang inspirasi.
PPOK merupakan istilah umum untuk menggambarkan kondisi obstruktif  irreversibel progresif  aliran udara ekspirasi.
Kelainan utama yang tampak pada PPOK:
Ø  Bronkhitis
Ø  Emfisema
Ø  Asma
Ada suatu hubungan etiologis dan sekuensial antara bronkhitis kronis dan asma.
Bronkitis Kronis
Ø  Inflamasi saluran trakea bronkus ditandai dgn :
ü  Sputum >>  (mukoid atau mukopurulen) pada bronkhi, dimanifestasikan oleh:
ü  Batuk kronis  dan pemb. Sputum minimal 3 bln . dlm. Setahun  dan dalam 2 tahun berturut turut
                                    (didefinisi berdasarkan gejala klinis)
Emfisema  (emfisema pulmonal):
Ø  Perubahan  anatomis  parenkhim paru ditandai oleh:
ü  Pembesaran  abnormal duktus  alveoli  dan alveolar
ü  Kerusakan dinding alveolar
                              (didefinisikan  pada anatomi patologis)

PENDAHULUAN
Asma adalah : suatu penyakit yang ditandai oleh hipersensitivitas percabangan trakheobronkhial terhadap berbagai stimuli. Kondisini ini di manifestasikan oleh penyempitan jalan nafas yang bersifat periodik reversibel yang disebabkan oleh spasme bronchus
Ø  Terjadi hipersensitivitas percabangan trakheobronkhial  thd berbagai stimuli. Terjadi  inflamasi  obstruktif  yang ditandai :
·         Periode episodik spasme otot otot polos dlm dinding saluran udara bronkhial (spasme bronkhus)
·         Terjadi penyempitan jalan napas (bersifat periodik reversibel) sehingga menyulitkan pernapasan dan menimbulkan  bunyi mengi.
                                    (didefinisikan pada fisiologi patologis klinis)
Setiap penyakit  bermanifestasi sebagai bentuk murninya, adalah lazim penyakit bronkhitis kronis dan emfisema untuk timbul bersamaan pada pasien yang sama( bronkhitis kronis dan emfisema, br kronis dgn asma dll).  Asma lebih mudah dipisahkan karena awitannya yang mendadak.
Gambaran asma :
ü  Penyakit kronik
ü  Penyempitan saluran nafas
ü  Derajat bervariasi
ü  Inflamasi kronik
ü  Hiperaktiviti saluran nafas
01

Exchange of oxygen and carbon dioxide
AAHJAJX0
PATOFISIOLOGI ASMA
Serangan awal asma dapat terjadi pada masa kanak2 atau dewasa. Episode asma akut yang disebut serangan asma dapat dicetuskan oleh :
·         Alergen, stress, Infeksi saluran nafas
·         Exercise dan hiperventilasi
·         Cuaca,
·         Makanan, bumbu
·         Obat – obatan.
Serangan asmatik terjadi akibat beberapa perubahan fisiologi termasuk perubahan respon imonologi, resistensi jalan udara, komplian paru meningkat, fungsi mukosiliaris yang rusak dan pertukaran O2 dan CO2 yang berubah. 
ASMA IMUNOLOGIS
Akibat dari reaksi antigen antibodi yang melepaskan mediator kimiawi menyebabkan 3 reaksi utama:
1.      Konstriksi otot polos jalan nafas kecil maupun besar mengakibatkan spasme bronkhus.
2.      Peningkatan permeabilitas mengakibatkan edema mukosa sehingga menyempitkan jalan udara
3.      Peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan meningkatkan pembentukan lendir .
Akibatknya : individu dengan serangan asma berjuang untuk bernafas melalui jalan nafas yang telah menyempit dan dalam keadaan spasme
KARAKTERISTIK ASMA
·         Makin cepat pengobatan di mulai, makin mudah mengatasi serangan
·         Makin lama dan makin berat serangan makin dalam hal ini ingatkan jama’ah yang mempunyai riwayat asma untuk selalu mengontrol bila ada gejala kambuh.
TUJUAN PENATALAKSANAAN
Pada eksaserbasi akut
·         Menghilangkan obstruksi secepat mungkin
·         Menghilangkan hipoksemi
·         Mengembalikan faal paru ke normal secepat mungkin
·         Mencegah kekambuhan
Perawat harus memahami dan kompeten dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada kegawatdaruratan tersebut
TANDA DAN GEJALA
SERANGAN ASMA RINGAN :
·         Sesak nafas : waktu berjalan, bisa berbaring
·         Berbicara : kalimat
·         Kesadaran : mungkin agitasi
·         Frekuwensi nafas : < 20x
·         Pemakaian otot bantu nafas : biasanya tidak
·         Mengi : akhir ekspirasi paksa
·         Nadi : < 100 kali / menit
·         APE ( Arus Puncak Ekspirasi ) : >80% sesudah terapi awal
·         Pao2 :  normal
·         PaCo2 : < 45 mmHg
·         Saturasi o2 ( udara basa)    : > 95%
SERANGAN ASMA SEDANG
  Sesak nafas : Waktu berbicara pasien lebih duduk
  Berbicara : Kata kata
  Kesadaran : biasanya agitasi
  Frekuwensi nafas  : 20 – 30x
  Pemakaian otot bantu nafas : ada
  Mengi : didapatkan pada akhir ekspirasi
  Nadi : 100-120 kali /menit
  APE sesudah terapi awal : 60-80%
  PaO2         : > 60 mmHg
  Pa CO2     : < 45 mmHg
  Saturasi O2 : 91 – 95% (udara biasa )

SERANGAN ASMA BERAT
  Sesak nafas : Saat istirahat pasien duduk membungkuk
  Bericara : kata demi kata
  Kesadaran : biasanya agitasi
  Frek. Nafas :  > 30x/menit
  Pemakaian otot bantu nafas : ada
  Nadi : > 120 kali/menit
  Mengi : ekspirasi dan inspirasi 
  APE : < 60%
  PaO2 : < 60mmHg
  PaCO2 : > 45 mmHg
  Saturasi O2 : < 90% ( udara biasa )
SERANGAN ASMA  MENGANCAM JIWA
·         Kesadaran : separo koma ( tidakbegitu sadar )
·         Pemakaian oto bantu pernafasan : pergerakan torako paradoksal
·         Mengi : tidak ada
·         Nadi : Bradiakardi
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan asma yang berhasil adalah :
  1. Menyingkirkan agens penyebab
  2. Edukasi (penyuluhan) kesehatan
Sasaran dari penatalaksanaan medis asma adalah :
  1. Meningkatkan fungsi normal individu
  2. Mencegah kekambuhan, mencegah serangan hebat, mencegah efek samping obat.
Tujuan utama dari medikasi adalah : membuat pasien mencapai relaksasi bronkhial dengan cepat,  progesif dan berkelanjutan. 
PENATALAKSANAAN MEDIS /TINDAKAN KOLABORASI
Perawat diharapkan kompeten dalam melaksanakan tindakan kolborasi/instruksi dokter. Biasanya pengobatan atau terapi awal pada serangan asma :
  Inhalasi agonis B2 (beta2) kerja singkat secara terus menerus selama 1 jam.
Slide18
  Oksigen sampai saturasi > 90%
  steroid  sistemik bila tidak ada respons segera, pasien sudah dapat steroid oral, dan keparahan berat.
Sedasi merupakan kontra indikasi
Atau pemberian terapi alternatif injeksi adrenalin 0,2 – 0,3 mg  subkutan tiap 15 menit sebanyak 3 kali
PERHATIKAN
  Ketersediaan obat – obatan untuk pasien   asma dan cara pemberian.
  Ketersediaan alat inhalasi dan alat lain yang dibutuhkan
  Kompetensi perawat dalam kegawat daruratan
  Senantiasan memperhatikan keselamatan pasien (hindari kesalahan tindakan dan kesalahan pemberian obat). Perhatikan minimal 5 benar dalam pemberian obat.
TERAPI INHALASI CORTICOSTEROID  PADA ASMA
  Inhalasi corticosteroid lebih aman dibandingkan steroid stemik.
  Steroid sistemik perlu waktu 4 -24 jam
  Inhalasi corticosteroid memberikan efek lebih cepat (1-2 jam)
Penilaian ulang setelah 1 jam :
Ø   APE
Ø   Saturasi oksigen
Ø  Uji lain yang diperlukan
RESPON BAIK
Ø  Bertahan 60 menit setelah terapi terakhir
Ø   Pem.Fisis normal
Ø  APE  > 60 % dari yang diperkirakan 
Ø  Tidak stres, kondisi menetap pada saat terapi oral atau inhalasi.
Ø  Saturasi O2 > 90 %
RAWAT DI RUMAH SAKIT
Respon tidak lengkap selama 1 – 2 jam.
ü  Pasien risiko tinggi
ü   Pem Fisis gejala ringan sedang
ü   APE < dari 70 %
ü   Saturasi  02 tidak membaik
ü   lanjutkan obat – obatan sesuai instruksi
RAWAT DI ICU
Respon buruk selama 1 jam
Ø   Pasien risiki tinggi
Ø   Pem fisis gejala berat, kesadaran menurun, kebingungan
Ø   APE < 30 %
Ø   PCO2 > 45 mmHg
Ø   PO2 < 60 mmHg
Ø   Intubasi dan ventilasi mekanis bila perlu.
ASMA
Pengkajian :
Data subyektif:
  Riwayat awitan dan durasi asma
  Medikasi terakhir dan medikasi yang digunakan unt menghilangkan gejala2 asma
  Program medikasi dan metode perawatan diri
  Faktor P’cetus :
Ø  Rokok sigaret
Ø  G’gn emosional
Ø  Inf. Sal. napas bag. Atas
Ø  F. keturunan
Ø  Stres
Ø  T’pajan alergen
Ø  Perub’ lingk
Ø  Debu
Ø  Riwayat kel. Alergi
Data   Obyektif:
  Kaji penampilan umum :apakah gelisah, susah bernapas?
  Kaji tanda2 vital:
Pemeriksaan Laboratorium
DL : Eosinofilia → respon alergi sputum
sangat kental & akan lengket
Inspeksi :
v  Takipnea → mengi
v  P’nap’ → pursed lips
v  Postur TB. Ke depan
v  Pernapasan cuping hidung
v  Retr intercostal
v  Sputum tebal, lengket
v  Ekspansi dada lateral menurun 
Palpasi :
v  Retr. Intercostal
v  Fremitus menurun
Auskultasi :
v  Bunyi napas jauh
v  Eksp.memanjang
v  Tidak ada ronki & mengi → tanda ancaman
v  Mengi selama eksp
v  Vokal fremitus menurun
KV:
v  Takikardi
v  Bunyi napas jauh
Prioritas Keperawatan
1.      Mempertahankan potensi jalan napas
2.      Membantu tindakan mempermudah pertukaran gas
3.      me↑ masukan nutrisi
4.      Mencegah kompl. Memperlambat memburuknya kondisi
5.      Informasi
DIAGNOSA KEPERAWATN
1.      Bersihan jln. Napas, tak efektif b/d : bronkospasme pe↑an prod. Sekret, sekret kental pe↓ energi / kelemahan
Data :
  dispnea (kesulitan bernapas ) perubahan/. Kedalaman, penggunaan otot bantu
  Mengi, ronki, krekels
Tujuan : mempertahankan jalan napas paten. Bunyi napas bersih
Ke       : Batuk efektif, dapat mengeluarkan sekret 
Auskultasi :
Ø  Bunyi napas jauh
Ø  Eksp.memanjang
Ø  Tidak ada ronki & mengi → tanda ancaman
Ø  Mengi selama eksp
Ø  Vokal fremitus menurun
KV:
Ø  Takikardi
Ø  Bunyi napas jauh
Prioritas Keperawatan
1.      Mempertahankan potensi jalan napas
2.      Membantu tindakan mempermudah pertukaran gas
3.      me↑ masukan nutrisi
4.      Mencegah kompl. Memperlambat memburuknya kondisi
5.      Informasi
INTERVENSI
  Auskultasi bunyi napas & catat adanya suara napas abnormal
  Kaji frekuwensi pernapasan . Catat rasio insp & eksp
  Catat derajat dispnea, gelisah, ansietas, distres pernapasan, pengguanaan otot bantu
  Atur posisi yg nyaman, pertahankan lingk. Yg memadai ( polusi minimum )
  Motivasi / bantu latihan napas abdomen / bibir
  Observasi catat karakteristik batuk
  Tingkatkan asupan cairan ( jika tdk. Ada kontra indikasi
KOLABORASI
  Beri th / ssi indikasi
o        Bronkodolator ( pantoganis / adrenalin, albuterol/ ventolinh dll)
o        Steroid (IV/ oral) & inhalasi
o        Antimikrobial
o        Analgesik / antitusif
o        Humidifikasi tambahan
o        IPPB, fisio th/ dada
  Awasi pem. GDA. Oksimetri, Ro/ foto
2.      Kerusakan pertukaran gas b/d
ü  Gangguan suplai oksigen : obst Jl. Napas, spame bronkus, penumpukan udara
ü  Kerusakan alveoli
Data :
ü  Dispnea
ü  Gelisah, bingung
ü  Ketidak mampuan  batuk
ü  GDA t’ normal ( Hipoksia & Hiperkapnia )
ü  Perub. Tanda vital
ü  Toleransi aktifitas menurun
INTERVENSI
  • Kaji frekuwensi, kedalaman pernapasan
  • Catat penggunaan otot bantu bernapas
  • Tinggikan kepala TT
  • Kaji rutin warna kulit & membran mukosa
  • Motivasi pengeluaran sputum. Suction jika perlu
  • Auskultasi bunyi napas, catat area penurunan aliran udara / bunyi tambahan
  • Awali tkt kesadaran
  • Evaluasi tkt toleransi aktifitas
·         Awasi tanda vital & jantung ( irama )
KOLABORASI
  GDA seri & oksimetri arteri
  Beri O2 tambahan → ssi hasil GDA
  Berikan penekan ssp dgn. Hati – hati ( antiansietus, sedatif, narkotik).
  Bantu intubasi / pertahankan vent. Mekanik → ICU
3.      Perub. Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d :
ü  Dispnea
ü  Kelamahan
ü  Efeks samping obat
ü  prod/. Sputum
ü  Anoreksia, mual mun tah
Data :
ü  Berat badan menurun
ü  Tonus otot buruk
ü  Kelemahan
ü  Gangguan sensasi pengecap
ü  Malas makan 
Ke :
  BB me↑
  Perub. Pola hidup → diet untuk meningkatkan BB / kes
Intervensi :
ü  Kaji kebiasaan diet, asupan makan . Evaluasi BB & ukuran rb
ü  Auskultasi bunyi susu
ü  Lakukan perawatan oral teratur
ü  Hidangkan porsi kecil dan sering hindari makanan p’ hasil gas,sangat panas/dingin
ü  Timbang BB, ssi indikasi
Kolaborasi :
Ø  Ahli gizi
Ø  Kaji pem. Lab
Ø  Beri O2 tambahan selama makan
4.      Resiko tinggi terhadap infeksi b/d :
Ø  Tidak adekwatnya : pertahan utama, imunitas,
Ø  Proses peny. Kronis & molnumisi
Data ke :
Ø  Pasien menyatakan mengerti penyebab, faktor risiko individu
Ø  Mengidentifikasi intervensi / untuk mencegah F. resiko
Ø  Perub. Perilaku dlm. Mempertahankan lingk. Yg nyaman
Intervensi : Mandiri
Ø  Awasi suhu
Ø  Kaji pentingnya lat. Napas, batuk efektif & masukan cairan.
Ø  Observasi warna & bau sputum
Ø  Ajari cara : p’buangan tissu, cuci tangan yg benar
Ø  Dorong ant. Aktifitas & istirahat
Ø  Diskusi keb. nutrisi adekuat
Kolaborasi :
Ø  Pem. Spesimen sputum
Ø  Anti mikrobial ssi indikasi
Ø  Tunjukan tehnik pengguaan dosis inhaler ( car memegang & menyemprotkan, interval : semprotkan 2 – 5 menit membersihkan inhaler).
Ø  Hindari penggunaan obat – obat sedatif, anti ansietas, kecuali diresepkan o/ dokter
Ø  Diskusikan pentingnya menghindari orang yg sedang t’kena infeksi pernapasan aktif
Ø  Diskusikan faktor – faktor yg dpat memperburuk kondisi
·         Udara terlalu kering
·         Serbuk
·         Lingk dgn suhu ekstrem
·         Asap tambakau
·         Polusi udara
Ø  Kaji efek bahaya merokok & nasehatkan berhenti merokok pd pasien / orang terdekat
Ø  Beri informasi hg. Pembatasan aktifitas, cara menghemat energi selama aktifitas
Ø  Kaji kebutuhan okdogen untuk pasien yg plg dgn O2 tambahan
PENGKAJIAN
Bronkhitis Kronik ( PPOK tipe B )
Faktor Pencetus :
v  Rokok segaret
v  Polusi lingkungan
v  Pemajanan di tempat kerja
v  Infeksi traktus resp. B’ ulang
v  Kerentanan genetik
Riwayat
  Batuk kronik dengan :
Ø  Prod. Sputum
Ø  3 bln dlm. Setahun
Ø  → selama 2 tahun berturut – turut
  Sianosis
  Edema
  Dispnea
  Obesitas
  Corak kulir merah / kebiruan
PEM. DIAGNOSTIK
Radiografi dada → fibrosis test fungsi paru :
TLC           : Normal / menurun sedikit compliance  
          paru static : me↑
RV            : Sedikit me↑ compliance paru dinamis :
          sangat lemas
AGD         : Po2 me↓ ( saat istirahat ) PCO2 me↑
Lab                        : Polisitemia
Sputum      : lengket, putih, mukoid : jml : 60
                     cc / hr – 600 cc / hr
EKG                      : Deviasi aksis kanan → cor                                          pulmonal 
Inspeksi    
Ø  Batuk dgn. Prod. Sputum
      palpasi             : T. Premetus N
      Perkusi                        : Resonan
      Auskultasi       : Vesikular, ekspirasi memanjang
                              ( ronkhi,mengi, gemericik )
      KV                              : Takikardi
Emfisema ( PPOK Tipe A )
Pengkajian :
  • F. Pencetus
  • Rokok sigaret
  • Bronkitis kronis
  • T’pkan toksin pernapasan di tempat kerja
Riwayat / Kel
  • Dispnea ringan saat bekerja
  • Dispnea saat istirahat→ stadium lanjut
  • BB d ↓ N
  • Batuk kronik non produktif
  • Barrel chest ( diameter A – P me↑ )
  • Hipertroti otot bantu pernapasan
  • Kulit kemerahan
§  Pink Duffer
Pem. Diagnostik :
Ø  Overinflasi Paru → Tembus cahaya me↑
Ø  Diafagma datar & panjang
Tes Fungsi Paru :
Ø  TLC me ↑
Ø  RV sangat tinggi
Ø  FRC meningkat
Ø  Compl. Paru2 static , meningkat
Ø  Compl . Paru2 dinamis N. / ↓
Ø  AGD : PO2 ↓ - hipoksemia
Ø  PCO2 me ↑
Ø  Asidosis : PH ↓
Pem. Lab :
  HCO3
  Hb Ht me ↑
Sputum :
  Sedikit & mukoid
EKG    : Gel. P memuncak dan panjang
INfeksi :
Ø   Pernapasan dangkal dan cepat
Ø  Eskp. Memanjang → “pursep lips”
Ø  Otot- oto bantu pd leher aktif
Ø  Barrel chest dgn pelebaran intercostal
Ø  Postur kedepan → membantu pernapasan
Palpasi : Penurunan eksp. Paru – paru,
               premitus normal sampai menurun
Perkusi : Resonans sampai Hiperesonans,
               penurunan penyemb. Diafragmatik
Auskultasi :
Ø  Vesikuler menurun bronkovesk ↓ eksp. Panjang
Ø  Penurunan bunyi suara, ronki kadang – kadang
Ø  Penurunan fremitus
ASMA
Pengkajian :
Faktor P’cetus :
Ø  Rokok sigaret
Ø  G’gn emosional
Ø  Inf. Sal. napas bag. Atas
Ø  F. keturunan
Ø  Stres
Ø  T’pajan alergen
Ø  Perub’ lingk
Ø  Debu
Ø  Riwayat kel. Alergi
Riwayat / Keluhan
  Timbul mendadak / bertahap
  Tes fungsi paru :
  TLC           : Me↑ → selama periode akut
  RV            : Me↑ → selama periode akut
  VC            : Rendah
  GDA         : PO2 normal – me ↓ sedikit PCO2 mungkin me ↑ PH normal / menurun  HCO3 N / menurun
Pem. Lab.
DL : Eosinofilia → respon alergi sputum
sangat kental & akan lengket
Inspeksi :
v  Takipnea → mengi
v  P’nap’ → pursed lips
v  Postur TB. Ke depan
v  Pernapasan cuping hidung
v  Retr intercostal
v  Sputum tebal, lengket
v  Ekspansi dada lateral menurun 
Palpasi :
v  Retr. Intercostal
v  Fremitus menurun
Auskultasi :
Ø  Bunyi napas jauh
Ø  Eksp.memanjang
Ø  TidAak ada ronki & mengi → tanda ancaman
Ø  Mengi selama eksp
Ø  Vokal fremitus menurun
KV:
Ø  Takikardi
Ø  Bunyi napas jauh
Prioritas Keperawatan
1.      Mempertahankan potensi jalan napas
2.      Membantu tindakan mempermudah pertukaran gas
3.      me↑ masukan nutrisi
4.      Mencegah kompl. Memperlambat memburuknya kondisi
5.      Informasi
DIAGNOSA KEPERAWATN
1.      Bersihan jln. Napas, tak efektif b/d : bronkospasme pe↑an prod. Sekret, sekret kental pe↓ energi / kelemahan
Data :
  dispnea (kesulitan bernapas ) perubahan/. Kedalaman, penggunaan otot bantu
  Mengi, ronki, krekels
Tujuan : mempertahankan jl. Napas paten.
                    Bunyi napas bersih
Ke       : Batuk efektif, dapat mengeluarkan sekret 
INTERVENSI
  Auskultasi bunyi napas & catat adanya suara napas abnormal
  Kaji frekuwensi pernapasan . Catat rasio insp & eksp
  Catat derajat dispnea, gelisah, ansietas, distres pernapasan, pengguanaan otot bantu
  Atur posisi yg nyaman, pertahankan lingk. Yg memadai (polusi minimum)
  Motivasi / bantu latihan napas abdomen / bibir
  Observasi catat karakteristik batuk
  Tingkatkan asupan cairan ( jika tdk. Ada kontra indikasi
KOLABORASI
  Beri th / ssi indikasi
o        Bronkodolator ( pantoganis / adrenalin, albuterol/ ventolinh dll)
o        Steroid (IV/ oral) & inhalasi
o        Antimikrobial
o        Analgesik / antitusif
o        Humidifikasi tambahan
o        IPPB, fisio th/ dada
  Awasi pem. GDA. Oksimetri, Ro/ foto
2.      Kerusakan pertukaran gas b/d
ü  Gangguan suplai oksigen : obst Jl. Napas, spame bronkus, penumpukan udara
ü  Kerusakan alveoli
Data :
ü  Dispnea
ü  Gelisah, bingung
ü  Ketidak mampuan  batuk
ü  GDA t’ normal ( Hipoksia & Hiperkapnia )
ü  Perub. Tanda vital
ü  Toleransi aktifitas menurun
INTERVENSI
  Kaji frekuwensi, kedalaman pernapasan
  Catat penggunaan otot bantu bernapas
  Tinggikan kepala TT
  Kaji rutin warna kulit & membran mukosa
  Motivasi pengeluaran sputum. Suction jika perlu
  Auskultasi bunyi napas, catat area penurunan aliran udara / bunyi tambahan
  Awali tkt kesadaran
  Evaluasi tkt toleransi aktifitas
  Awasi tanda vital & jantung ( irama )
KOLABORASI
  GDA seri & oksimetri arteri
  Beri O2 tambahan → ssi hasil GDA
  Berikan penekan ssp dgn. Hati – hati ( antiansietus, sedatif, narkotik).
  Bantu intubasi / pertahankan vent. Mekanik → ICU
3.      Perub. Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d :
ü  Dispnea
ü  Kelamahan
ü  Efeks samping obat
ü  prod/. Sputum
ü  Anoreksia, mual mun tah
Data :
ü  Berat badan menurun
ü  Tonus otot buruk
ü  Kelemahan
ü  Gangguan sensasi pengecap
ü  Malas makan 
Ke :
  BB me↑
  Perub. Pola hidup → diet untuk meningkatkan BB / kes
Intervensi :
ü  Kaji kebiasaan diet, asupan makan . Evaluasi BB & ukuran rb
ü  Auskultasi bunyi susu
ü  Lakukan perawatan oral teratur
ü  Hidangkan porsi kecil dan sering hindari makanan p’ hasil gas,sangat panas/dingin
ü  Timbang BB, ssi indikasi
Kolaborasi :
ü  Ahli gizi
ü  Kaji pem. Lab
ü  Beri O2 tambahan selama makan
4.      Resiko tinggi terhadap infeksi b/d :
Ø  Tidak adekwatnya : pertahan utama, imunitas,
Ø  Proses peny. Kronis & molnumisi
Data ke :
Ø  Pasien menyatakan mengerti penyebab, faktor risiko individu
Ø  Mengidentifikasi intervensi / untuk mencegah F. resiko
Ø  Perub. Perilaku dlm. Mempertahankan lingk. Yg nyaman
Intervensi : Mandiri
Ø  Awasi suhu
Ø  Kaji pentingnya lat. Napas, batuk efektif & masukan cairan.
Ø  Observasi warna & bau sputum
Ø  Ajari cara : p’buangan tissu, cuci tangan yg benar
Ø  Dorong ant. Aktifitas & istirahat
Ø  Diskusi keb. nutrisi adekuat
Kolaborasi :
Ø  Pem. Spesimen sputum
Ø  Anti mikrobial ssi indikasi
o   Tunjukan tehnik pengguaan dosis inhaler ( car memegang & menyemprotkan, interval : semprotkan 2 – 5 menit membersihkan inhaler).
o   Hindari penggunaan obat – obat sedatif, anti ansietas, kecuali diresepkan o/ dokter
o   Diskusikan pentingnya menghindari orang yg sedang t’kena infeksi pernapasan aktif
o   Diskusikan faktor – faktor yg dpat memperburuk kondisi
§  Udara terlalu kering
§  Serbuk
§  Lingk dgn suhu ekstrem
§  Asap tambakau
§  Polusi udara
o   Kaji efek bahaya merokok & nasehatkan berhenti merokok pd pasien / orang terdekat
o   Beri informasi hg. Pembatasan aktifitas, cara menghemat energi selama aktifitas
o   Kaji kebutuhan okdogen untuk pasien yg plg dgn O2 tambahan
Kasus
Data : Ny S berusia 50 thn adalah seorang ibu rumah tangga dengan riwayat medis masa lalu PPOK berat dgn korppulmonale ia mempunyai riwayat merokok 80 bungkus rokok per tahun dan berhenti merokok 2,5 tahun yg lalu (suaminya masih tetap meroko). Klien menyatakan “ saya harus beristirahat selama 30 sampai 45 menit untuk dapat kembali ke ruang keluarga dari kamar mandi “ Bunyi parunya tidak terdengar di semua bidang paru. 
Pemeriksaan fungsi paru menunjukan disfungsi ventilator obstruktif hebat dengan hiperinflasi. Hasil AGD adalah pH=7,34, PaCO2=48, PO2=69, saturasi oksigen = 94%. Medikasir terakhir mencakup metaproterenol inhaler, Theodur, terbetulin, hidroklorotiasid,K-Lyte, dan tablet nitrogleserin sublingual untuk mengatasi nyeri dada. Ny S. mencari bantuan rehabilitasi medis rawat jalan, termasuk rekondisi otot-otot pernafasan dan penyuluhan.
Riwayat keperawatan mengidentifikasi :
  1. Ny S. terus terpajan asap rokok karena suaminya terus merokok. Pasien menyatakan,”suai saya tidak pernah tanpa rokok di rumah”
  2. Ny S. menunjukan bahwa kebiasaan merokok suaminya membuat sulit untuk tidak merokok dan menyatakan bahwa ia kadang juga masih merokok
  3. Ny S. sangat ketakutan untuk mengalami invalid seperti ibunya. Ibu klien juga dengan PPOK dan selama tahun – tahun terakhir hidupnya mengalami CVA dan sangat tergantung pada anak perempuannya hingga hari kematiannya 5 tahun yang lalu
Aktifitas kolaboratif keperawatan mencakup :
  1. Mengkaji fungsi pulmonari Ny S
  2. Menetapkan program rehabilitasi individual
  3. Mengevaluasi kadar teofilin terakhir
Tugas
  Tentukan Diagnosa Keperawatan
  Tujuan Intervensi & Rasional




Diagnosa Keperawatan
Intoleransi Aktifitas yg berhubungan dgn hipoksia jaringan
sekunder akibat gangguan pertukaran gas darah/ keletihan
Hasil Klien yg Diharapkan
Intervensi Keperawatan
Rasional
Menunjukan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
Sering berikan waktu istirahat.
Ajarkan klien tentang teknik penghematan energi .
Dorong klien untuk melakukan pernafasan bibir domonyongkan (keterampilan 3-2, bab 3) secara bertahap tingkatan aktifitas
Mempebaiki toleransi aktifitas

Gangguan pertukaran gas yg berhubungan dgn penurunan permukaan paru.


Hasil Klien yg Diharapkan
Intervensi Keperawatan
Rasional
Dispnea menurun.
Kaji status pernafasan.
Berikan oksigen dgn aliran lambat sesuai dgn yg diinstruksikan.
Berikan pelatihan pernafasan .
Berikan waktu istirahat
Mendapatkan informasi dasar.
Banyak individu dgn PPOK bergantung pd hipoksemia sebagai stimulus utk bernafas. Menurunkan upaya pernafasan.
Meningkatkan toleransi

Risiko Tinggi terhadap infeksi yg berhubungan dengan peningkatan skresi/penurunan mobilitas dalam paru – paru


Hasil Klien yg Diharapkan
Intervensi Keperawatan
Rasional
Infeksi dapat ditekank seminimal mungkin
Batasi pengunjung dgn infeksi pernafasan atas.
Ajarkan klien tentang tindakan –tindakan pencegahan infeksi.
Mengurangi pemajaan terhadap infeksi

Harga Diri Rendah (Situasional) yang berhubungan dgn perubahan dalam gaya hidup dan ketergantungan pd orang lain

Hasil Klien yg Diharapkan
Intervensi Keperawatan
Rasional
Ikut serta dalam aktifitas yg penting
Beri klien kesempatan utk mengekspresikan kekhawatirannya ttg keterbatasan dirinya.
Berikan rasional setiap aktifitas yg penting. Diskusikan dgn keluarga atau orang terdekat tentang pentingnya bagi klien utk mempertahankan perannya dalam membina hubungan. Bantu klien utk mengidentifikasi kekuatan2 pribadi yg dimiliki
Meningkatkan kemampuan perawatan diri dan harga diri.

Kurang pengetahuan yg berhubungan denga kurang terpajan terhadap informasi

Hasil Klien yg Diharapkan
Intervensi Keperawatan
Rasional
Kien dapat menjelaskan ttg program terapeutik dan pemeliharaan kesehatan.
Ajarkan klien tentang :
  1. Sifat dari PPOK dan pentingnya utk mematuhi terapi yg diresepkan
  2. Medikasi di rumah dan rencana tindakan.
  3. Rencana latihan fisik di rumah
  4. Penghindaran terhadap iritan pernafasan dan infeksi
Meningkatkan kemampuan perawatan diri dan harga diri.

RANGKUMAN / KESIMPULAN
  PPOK merupakan istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan kondisi obstruksi ireversible progresif aliran udaraekspirasi
  Kelainan utama yg tampak pd individu dengan PPOK adalah bronkhitis, emsifema, dan asma
  Bronkhitis kronis didefinisikan berdasarkan gejala klinis, emsifema berdasarkan anatomi patologi, dan asma berdasarkan fisiologi patologi. Ketiga penyakit ini mempunyai hubungan interelasi yg secara entitas membentuk PPOK.
  Sasaran penatalaksanaan medis asma adalah mencakup peningkatan fungsi normal individu, mencegaha gejala kambuhan, mencegah serangan hebat, dan mencegah efek samping obat.
  Garis besar penatalaksanaan keperawatan asma termasuk meningkatkan bersihan jalan nafas, memberikan dukungan emosional dan menurunkan tingkat ansietas, meningkatkan pola pernafasan, memperbaiki pertukaran gas, dan memfasilitasi pembelajaran.
  Pengobatan terbaik BK adalah penegahan karena perubahan patologi yang terjadi bersifat menetap 
  Bronkhiektasis adalah penyakit kronis dari bronkhi dan bronkhioles yg di tandai dengan dilatasi ireversible percabagan bronkhi
  Penatalaksanaan medis bronkhiektasis adalah pemberian antibiotik, drainase postural, dan bronkhoskopi untuk mengeluarkan sekresi yg mengental.
  Penatalaksanaan medis bronkhiektasis adalah pemberian antibiotik drainase postural, dan bronkhoskopi untuk mengeluarkan sekresi yg mengental
  Penatalaksanaan keperawatan bronkhiektasis termasuk higiene umum, masukan nutrisi yg adekuat, istirahat, dan penghindaran terhadap infeksi.
  Sasaran utama pengobatan emfisema adalah untuk memperbaiki kualitas hidup, memperlambat progresi penyakit, dan untuk mengatasi obstruksi jalan nafas untuk menghilangkan hipoksia.
  Penatalaksanaan keperawatan emfisema termasuk meningkatkan pertukaran gas, meningkatkan efesiensi pola pernafasan, memperbaiki masukan nutrisi, pencegahan infeksi, mencegahan kelebihan voluem cairan, meningkatkan toleransi aktifitas, membantu dalam meningkatkan pola tidur, dan memfasilitasi pembelajaran  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar