Jumat, 07 Oktober 2011

MATERI PERNAPASAN

ANATOMI FISOLOGI RESPIRASI
       Anatomi dan Fisiologi Systim Pernapasan
  1. Saluran Pernapasan Bagian Atas
  1. Hidung.
      Merupakan saluran udara pertama
      Terdiri dari 2 lubang atau cavum nasi yang dipisahkan oleh septum nasi
      Didalamnya terdapat bulu-bulu yang gunanya untuk manyaring udara, debu dan kotoran yang masuk kedalam hisung
      Bagian hidung terdiri dari :
               
       Chonca nasal inferior
       Chonca nasal medialis
       Chonca nasal superior
                Diantara Chonca ini terdapat 3 lekukan
ü   Meatus superior
ü   Meatus medialis
ü   Meatus inferior
                Sebelah dalam meatus terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak chonca
       Proses yg terjadi didalam rongga hidung ini adalah pemanasan, pelembaban dan penyaringan terhadap benda asing yang masuk
       Proses pernapasan dan pelembaban dilakukan oleh sel – sel khusus lapisan mukosa
       Penyaringan dilakukan oleh epitel berselia
       Scan20001
2. SINUS
                 Merupakan       cavum yang berisi udara, ada 
    4 bagian
       Sinus maxsilaris pada rongga rahang atas
       Sinus Prontalis pada rongga tulang dahi
       Sinus spenoidalis pada rongga tulang baja
       Sinus etmoidalis pada rongga tulang tapis
Scan20003

3. PHARING
                Tempat persimpangan antara jalan pernapasan dengan jalan makanan. Terletak di hubungan pharing dengan organ lain
      Keatas dengan rongga hidung melalui perantara lubang yg bernama chona
      Kedepan dengan rongga mulut disebut ismus faucium
      Kebawah terdapat 2 bawah dasar tenggorokan, mulut sebelah depan ruas tulang leher.
Pharing terbagi 3 bagian :
          Nasopharing
          Oropharing 
          Laringopharing
4. LARING
                Merupakan saluran udara berfungsi dalam  pembentukan suara.
                Terbentuk dari 9 tulang rawan.
Scan20004
       B. SALURAN PERNAPASAN BAGIAN
    BAWAH
1.TRAKHEA
                Dibentuk dari cincin-cincin yg terdiri dari tulang rawan berbentuk kuku kuda. Bagian dalam dilapisi selaput lendir  berbulu getar. Panjang trakhea 9 – 11 cm.
2. BRONKHUS
                Lanjutan trakea. Mempunyai 2 pasang percabangan, pada vetreba toracal IV dan V, mempunyai strukur serupa dengan trachea dan lapisi jenis sel yang sama. Bronchus berjalan ke bawah dan kearah apex paru :


v  Bronchus kanan lebih pendek dan besar dari pada bronchus kiri terdiri dari 6 -8 cincin bercabang tiga.
v  Broncho kiri lebih panjang dan ramping terdiri dari 9-12 cincin bercabang dua
v  Cabang bronchus yg paling kecil disebut bronchiolus dan bronchioli yg mempunyai gelembung udara.
3. BRONCHIOLUS
                 Merupakan cabang bronchus. Di paru –paru kiri ada dua bronchiolus. Dikelilingi otot-otot polos sehingga ukurannya dpat berubah.
4. ALVIOLUS
                Merupakan unit fungsional paru. Tempat pertukaran gas. Paru –paru terdiri dari 300 juta alveoli dan 250 juta kapiler. Batas antara cairan dan gas membentuk suatu tegangan permukaan yg cenderung mencegah pengembangan pada waktu inspirasi dan mencegah kolaps pd waktu exspirasi. Zat tersebut adalah : Lipo Protein yg dinamakan “ Surfaktan”
       Bronchi & Bronchioles
Airway1
       Bronchi
      Branch of trachea
       Bronchioles
      33 divisions to alveoli
      No air exchange until
   alveoli
      Dead air space
      Must ventilate with 500 cc
   of inspired air to
   get to alveoli
Scan20005 Scan20006
       FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
Fisiologi Pernapasan :serangkaian proses ineteraksi dan koordinasi yg kompleks yg memp. Peranan sangat penting dlm mempertahankan kestabilan atau homeostasis lingkungan internal tubuh kita.
Sistim Pernapasan yg berfungsi dengan baik menjamin jaringan memp. Oksigen yg adekuat dan pembuangan karbon di oksida yg cepat. Proses ini sangat rumit sehingga :
Perlu melibatkan mekanisme kotrol untuk memelihara homeostasis terhadap kondisi  lingkungan dan kebutuhan tubuh yang terus berubah
Perlu adanya integrasi antara berbagai sistem kontrol fisiologi mencakup:
      Kesimbangan asam basa 
      Air dan elektrolit
      Sirkulasi
      Metabolisme
       Scr fungsional st. pernapsn terdiri atas serangkaian proses teratur yg terintegrasi mencakup :
ü  Ventilasi Pulmonal ( Bernapas )
ü  Pertukaran gas dlm paru – paru dan jaringan
ü  Transpor gas oleh darah
ü  Regulasi pernapasan secara keseluruhan
Ventilasi Pulmonal :
   Ada sitilah teknis dari bernapas.
   Ada 2 fase :
      Inspirasi
      Ekspirasi
Mekanisme.
   Udara mengalir kedalam paru – paru karena ada perbedaan tekanan ( Tekanan Gradien ) menyebabkan udara mengalir kedalam paru.dalam kondisi standar udara atmosfir mengeluarkan tekanan > 60 mmHg. Udara alvioli pada akhir ekspirasi juga mengeluarkan tekanan > 60 mmHg

       Respirasi atau pernapasan adalah usaha tubuh untuk memenuhi kebutuhan 02 untuk
metabolisme dan mengeluarkan C02 sebagai hasil metabolisme dengan perantara organ
saluran napas bersama kardiovaskuler sehingga dihasilkan darah yang kaya oksigen.
       Tahapan Respirasi
       Ventilasi : peristiwa masuk dan keluarnya udara ke dalam paru
       Difusi : perpindahan oksigen dari alveoli ke dalam darah dan pengeluaran C02 dari darah ke alveoli
       Perfusi : distribusi darah ke dalam paru
Ketiga  komponen ini selalu bersamaan dan bila ada gangguan pada salah satu atau lebih
komponen tersebut maka akan terjadi gangguan pertukaran gas.
       Zona konduksi/ruang rugi anatomis adalah bagian saluran napas yang berfungsi sebagai
tempat aliran udara dari luar ke dalam paru, dimulai dari trakea sampai bronkiolus terminalis.
Zona respirasi adalah bagian saluran napas yang berfungsi untuk proses pertukaran gas(difusi) dari bronkus respiratori sampai alveolus
       Kelainan Respirasi
       KeJainan ventilasi, dijumpai pada gangguan pada lumen bronkus
       Kelainan difusi. Untuk terjadinya difusi maka oksigen harus melewati:
     ~ Dinding alveolus
     ~ Jaringan interstisial
~ Endotel kapiler
     ~ Plasma
     ~ Dinding eritrosit       ~
     Kalau terjadi kelainan pada salah satu atau lebih sekat pemisah tersebut maka proses difusi terhambat
Kelainan pada dinding alveoli dijumpai pada keadaan:
       Kelainan pada jaringan interstisial.
        normal jaringan interstisial paru berisi udara, bila ada kelainan /benda, maka aliran akan
rhambat misal pada pneumonia, edema paru.
       Kelainan pada endotel kapiler
         misal arteritis nodosa (kelainan pada pembuluh kecil)
       Kelainan pada plasma
       plasma yangg lebih kental atau lebih banyak akan terjadi penurunan kapasitas difusi
       Kelainan pada dinding eritrosit
dij
umpai pada sicle sel anemia
        
       elainan perfusi
       iran darah di paru terganggu apabila ada sumbatan pada pembuluh darah, misal pada
boli paru atau ada perlambatan aliran darah seperti pada dekompensasi kordis.
        
       Gangguan faal (fungsi ) paru dibagi menjadi :
Gangguan faal (fungsi ) paru dibagi menjadi :
       Restriksi
       Obstruksi
Restriksi adalah gangguan pengembangan paru oleh sebab apapun
       Semua volume statis paru mengecil yaitu kapasitas vital(KV), kapasitas paru total ( KPT), Volume residu(VR), volume cadangan ekspirasi(VCE), kapasitas residu fungsional(KRF).
       VEP1/ KVP masih di atas 75% (VEP1 : volume ekspiras. paksa detik pertama). 
       Gambaran flow volume loop sama dengan normal hanya ukurannya lebih kecil
Pada kelainan restriksi paru menjadi kaku sehingga daya tarik ke dalam lebih besar maka diding dada mengecil, iga menyempit dan volume paru mengecil. Sebagai parameter pada spirometri diukur kapasitas vital (KV)
       KV= 80-120 % normal
       KV< 80 %          restriksi
       KV> 120 %        over / hiperinflasi

       Kelainan retriksi
  1. Kelainan parenkim paru
  2. Kelainan pleura
  3. Kelainan dinding dada/tulang
  4. Kelainan neuromuskular ( miastenia gravis)
  5. Kelainan mediastinum ( kardiomegali, tumor mediastinum, efusi perikardial)
  6. Kelainan diafragma ( hernia diafragma, parese diafragma, asites, kehamilan)
       Kelainan parenkim paru :
       Tumor paru
       Pneumonia ( karena infiltrasi sel radang dan alveoli terisi cairan)
       Abses paru
       Edema paru
       Atelektasis
       Kelainan fibrosis
-          kelainan paru fibrosis
-          TB paru
-          pneumokoniasis ( asbestosis, silikosis)
-          penyakit kolagen (rematoid artritis, skleroderma, LE, sarkoidosis)
-          penyakit interstisial paru ( interstisiallung disease)
       Kelainan pleura
       Efusi pleura
       Pneumotoraks
       Pleuritis sicca/schwarte
       Tumor pleura
       Kelainan dinding dada/tulang
       Fraktur iga
       Obesitas
       Pektus ekskavatus
       Skoliosis, kifosis / Gibbus
       Obstruksi
Obstruksi adalah gangguan saluran napas baik struktural (anatomis) / fungsional yang menimbulkan perlambatan arus respirasi. Kelainan ini dapat diketahui / deteksi dengan :
       pemeriksaan fisik ( auskultasi dijumpai ekspirasi yang memanjang I> 3 detik spirometri( VEP1 < 75%)
       pemeriksaan dengan peak flow meter (PFR) rendah
       gambaran flow volume curve (kurve melandai dan memanjang)
       pengukuran volume statik paru (VR,KPT,KRF semuanya meninggi)
       Kelainan obstruksi
  1. Kelainan intra luminer ( lumen bronki normal tetapi dijumpai massa dalam lumen tersebut misalnya tumor, bend a asing, sekret)
  2. Lumen bronki yang menebal (rnisalnya asma, bronkitis kronis, perokok)
  3. Pada emfisema. Sebenarnya disini tidak ada obstruksi tetapi jaringan penyangga yang berkurang, maka akan memudahkan kolapsnya jalan napas sehingga bila makin kuat penderita melakukan ekspirasi lumen semakin tertutup. Pada emfisema, alveolus saling bergabung sehingga terjadi obstruksi relatif karena udara dalam alveoli yang menjadi besar harus keluar saluran
    napas/bronkiolus yang besarnya tetap(fenomena sedotan minum)
       Volume Statik Paru
       Volume dan Kapasiti Paru
       Flow Volume Kurve
       Spirogram VEP1 dan Ratio VEP1/KVP Normal
       Spirogram VEP1 dan Ratio VEP1/KVP Obstruksi dan Retriksi
       Klasifikasi Gangguan Ventilasi
 (% Nilai Prediksi)
       MEKANISME VENTILASI
       Inspirasi
      Tekanan atmosfir : 760 mmHg
      Tekanan IntraALveolar : 757 mmHg
      Diafragma berkontraksi
      Paru paru mengembang
       Ekspirasi
Tekanan atmosfir : 760 mmHg
Tekanan Intra alveolar : 763 mmHg
Diafragma rileks
Paru – paru mengempis
       Volume Pulmonal
  1. Volume tidal ( VT/ TV )
  2. Minute Respiratory Volume ( MRV)  =  TV X RR
  3. Inspiratory Reserve Volume ( IRV )
  4. Exspiratory Reserve Volume ( ERV)
  5. Vital Capasity ( VC)
  6. Residual Volume ( RV)
       Kapasitas pernapasan ( IC) = TV+ IRV ( jumlah udara maksimal yg masih dapat di hirup setelah pernapasan normal.
       FRC = ERV + RV ( jumlah udara yagn tersisa didalam paru – paru pada akhir ekspirasi normal.
       TLC = TV + IRV + ERV + RV ( jumlah volume udara total yang dapat ditahan oleh paru – paru
       Pertukaran Gas Pulmonal
   Mencakup dua proses independen :
      Pernapasan Internal
      Pernapasan eksternal
   Kedua proses mencakup pertukaran gas melalui proses Difusi.
                Kecepatan pertukaran gas tergantung pd :
      Konsentrasi ( kepekatan) atau pd
      Tekanan parsial ( Hukum Dalton )
   Secara umum udara yang kita hirup ( dr Atmosfir bumi ) sebenarnya merupakan campuran yang mengandung : 21 % oksigen, 0,04 % Karbon dioksida, 78 %  nitrogen. Tekanan total atmosfir > 60 mmHg
       Transpor Gas Dalam Darah
v   Transpor Oksigen
      Sebagian besar dalam bentuk berikatan dengan Hemoglobin
      Ikatan oksigen – Hemoglobin dibentuk dalam paru – paru dimana PO2 tinggi merupakan ikatan tidak stabil
                 Pelepasan Oksigen Tergantung dari :
      Konsentrasi oksigen yg rendah
      PCO2 yg tinggi ( PH yg rendah )
      Suhu yg tinggi
v   Transpor Karbon dioksida ( CO2 )  sebagian besar ( 2/3) diangkut dalam bentuk lain ya bikarbonat ( HC03)
               
CO2 + H2O          H2 CO3           H + HCO3
       Pengaturan Pernapasan
Pusat kontrol pernapasan.
Mekanisme pernapasan mempertahankan ke konstanan relatif PO2 dan PCO2 pusat pernapasan dalam batang otak mengontrol saraf yg mempersarafi otot – otot inspirasi dan ekspirasi dibangkitkan oleh area medullatory Rhytmicity yg mempunyai pusat kontrol isnpirasi dan pusat kontrol ekspirasi
Kontrol pernapasan secara kimiawi akan
dipebgaruhi oleh :
      Ph darah
      Kader O2 dan CO2 darah
Faktor – faktor yg mempengaruhi
pernapasan :
       Refleks batuk
       Refleks bersin
       Cegukan
       Menguap
       Suhu darah
       Stimuli nyeri hebat
       Stimuli dingin mendadak
       Stimuli faring dan laring
       Pernapasan dan Keseimbangan asam basa
   Pernapasan mempengaruhi PH cairan tubuh karena pernapasan mengatur CO2 dalam cairan tubuh. Makin banyak lon Hidrogen, PH makin rendah sistem pernapasan dapat menjadi sebab ketidka seimbangan PH dan sebaliknya dapat memperbaiki ketidak seimbangan PH yagn diaktifkan oleh penyebab lain.
       Asidosis Respiratory
       Frekuensi Pernapasan menurun
       PCO2 meningkat, terjadi peningkatan pembentukan lon Hidrogen
       PH menurun, misalnya. Pneumonia. Asma berat, enfisema
Alkolasis Respiratorik
       Frekuwensi pernapasan meningkat
       PCO2 menurun, terjadi penurunan pembentukan lon Hidrogen
       PH meningkat. Misal, bayi menangis lama, emosi, berada di tempat tinggi  

       GANGGUAN PADA FAAL PARU
  1. Gangguan Ventilasi
      1. Gangguan Restriksi :
                Gangguan pengembangan paru oleh sebab apapun “ semua Volume statis paru mengecil
2.  Gagguan Obstruksi : Gangguan saluran napasbaik struktural maupun fungsional yang menimbulkan perlambatan arus ekspirasi
       Ventilation is
Movement of air in and out
(proses masuk dan keluarnya udara  pernafasan ke dan dari paru)
       Ventilation Scheme
       Breath sounds are present on both sides
       Oxygen Saturation is greater than 94% on room air
       GANGGUAN RESTRIKSI
   Pada gangguan Restriksi Paru menjadi kaku, sehingga daya tarik kedalam lebih besar, maka :
Ø   Dinding dada mengecil
Ø   Volume paru kecil
Ø   Iga menyempit
       GANGGUAN RESTRIKSI
MISALNYA :
  1. Kelainan Parenkim Paru :
      Tumpar
      Pneumonia
      Abses Paru
      Edema PAru
      Atelektasis
      Fibrosis Paru : TB, pneumokoniasis, penyakit kolagen , penyakit interstisiel paru.
B. Kelainan Pleura :
      Efusi Pleura
      Pneumotoraks
      Pleuritis
C. Kelainan Dinding dada / Tulang :
      Patah Iga
      Obesitas
      Skoliosis
      Khiposis
Kelainan obstruksi ada 2 bentuk :
Tipe A : Emfisematus
Tipe B : Bronkitis Kronis dan Asma
Tipe A :
       TLC Meningkat
       Daya Elastik paru berkurang shg. Tertarik oleh tekanan dinding dada sehingga dada membesar, sela iga membesar, volume paru bertambah
Tipe B :
      TLC meningkat ( membesar )
B. Kelainan Difusi
    Untuk berdifusi Oksigen Harus Melewati :
Ø   Dinding Alveolus
Ø   Jaringan Interstitiel
Ø  Endotel Kapiler
Ø  Plasma
Ø  Dinding Eritrosit
Jika ada kelainan pada salah satu atau lebih sekat pemisah tersebut maka proses difusi terhambat
       Alveoli
       Elastic muscles around bronchioles can cause spasm
       Network of capillaries around alveoli for gas exchange
       Kelainan yang dapat menimbulkan kegawatan pernafasan:
       Exchange of oxygen
and carbon dioxide
   Proses DIFUSI adalah perpindahan oksigen dari alveolus ke kapiler atau karbon dioksida dari kapiler ke alveolus
                Contoh kelainan Dinding Alveolus
      Pneumonia
      Cairan Infiltrat
      Atelektasis
      Fibrosis
Kelainan Rongga Interstitial
       Edema Paru
Kelainan Endotel Kapiler :
      Arteritis Nodosa ( Kel. Pd. Pembuluh Besar )
Kelainan Plasma :
      Lebih kental atau lebih banyak difusi menurun
Kelainan Dinding Eritrosit
      Kel Sel /Anemia
C. Kelainan Perfusi
   Aliran darah di Paru terganggu apabila ada sumbatan pada pembuluh darah :
Misal :
       Emboli Paru dan kolap pembuluh darah
Atau
       Ada perlambatan aliran darah ( Dekomp.kordis )
       Perfusion
       98% of inspired oxygen attached to the protein, hemoglobin in RBC
       Ikatan oksigen-hemoglobin  dibentuk dalam paru paru  dimana PO2 tinggi merupakan ikatan tidak stabil             
Pelepasan oksigen tergantung dari:
       Konsentrasi oksigen yang rendah
       PCO2 yang tinggi (ph rendah)
       Suhu tinggi         
       I. Pengkajian
  1. Riwayat Pasien
                Keluhan Utama
                Keluhan utama pada pasien dengan penyakit pernapasan meliputi satu dari lima tanda atau gejala yaitu :
                nyeri dada, Dispnea, Batuk, Sputum, dan haemoptisis. Perlu dikaji lebih rinci tiap gejala sehingga didapatkan kata dasar yang komprehensif pada perencanaan keperawatan pasien
  1. Nyeri dada, Kaji Tentang :
      Serangan dan lamanya (konstan, hilang timbul)
      Lokasi dan penyebaran
      Karakter dan beratnya (rasa dipukul, tertembak, tajam)
      Faktor yang meringankan (obat-obatan,aktivitas)
      Kejadian yang berhubungan (trauma,makanan)
      Tanda dan gejala yang menyertai (batuk, hemoptisis, dispnea, mual dan/muntah,diaforesis takikardi,demam )
b. Dispnea. Kaji tentang :
          Serangan dan lamanya, (tiba- tiba atau tersembunyi, akut atau kronik, konstan atau hilang timbul)
          Faktor yang meringankan (posisi tubuh, aktivitas, obat – obatan )
          Tanda dan gejala yang menyertai, ( batuk,mengi, nyeri dada, diaforesis )
c. Batuk dikaji tentang :
Ø  Serangan dan lamanya
Ø  Perubahan sekarang pada frekuwensi atau tingkat keluhan
Ø  karakter (akut, kronik dan menetap, kering, 
Ø  parah, menyalak atau menjengkelkan)
Ø  Nada
Ø  Waktu, (setiap hari, waktu per hari, musim )
Ø  Faktor yang meringankan, (obat – obatan)
Ø  Faktor yang memperburuk, (merokok, terpazan zat kimia )
Ø  Tanda dan gejala yang menyertai, (sputum, nyeri dada, dispnea )
d. Sputum. Kaji Mengenai :
       Serangan dan lamanya
       volume
       waktu per hari
       Karakter, (warna, bau, konsistensi )
       Ada atau tidaknya darah
       faktor yang meringankan dan memperburuk, (obat – obatan )
       Pemeriksaan Mikroskopik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar