Jumat, 18 November 2011

CRITICAL THINKING IN NURSING ROHMAN AZZAM, SPd., MKep., SpKMB


CRITICAL THINKING IN NURSING
ROHMAN AZZAM, SPd., MKep., SpKMB
Introduction
         Seorg pwt akan dihadapkan pd berbagai situasi klinik yg melibatkan pasien, anggota keluarga, staf yankes, dan sejawat. Dalam situasi ini, sangatlah penting untuk “berpikir cerdas”.
         Utk berpikir cerdas, perlu dikembangkan “keterampilan berpikir kritis” guna menghadapi situasi dan pengalaman baru dalam perawatan klien, melalui:
-          pikiran terbuka (open-mindedness)
-          penuh kreativitas (creativity)
-          penuh rasa percaya (confidence), dan...
-          kearifan intelektual (intelectual wisdom)
         Ketika seorang pasien memperlihatkan serangkain gejala baru, meminta anda utk meningkatkan kenyamanannya, atau membutuhkan suatu prosedur/tindakan adalah penting bagi anda utk berpikir kritis dan membuat keputusan yang pantas sehingga klien menerima “asuhan yg terbaik”.
         Berpikir kritis bukanlah tahap demi tahap yang sederhana, juga bukan proses belajar yang dapat dicapai dalam semalam.
         Berpikir kritis merupakan proses yang diperoleh hanya melalui “pengalaman”, “komitmen”, dan “keingintahuan yang aktif”. Dengan berpikir kritis memungkinkan pwt membuat keputusan terbaik
         Ketika seorang pasien memperlihatkan serangkain gejala baru, meminta anda utk meningkatkan kenyamanannya, atau membutuhkan suatu prosedur/tindakan adalah penting bagi anda utk berpikir kritis dan membuat keputusan yang pantas sehingga klien menerima “asuhan yg terbaik”.
         Kreativitas dlm berpikir dan memecahkan masalah dapat meningkatkan efektivitas dlm membuat keputusan dan solusi.
Definisi Berfikir Kritis
         Berpikir kritis adalah suatu proses kognitif, aktif, & terorganisir yg digunakan utk menilai satu pemikiran (Chafee, 2002)
         Berpikir kritis melibatkan pengenalan suatu issue yang ada (misal: masalah pasien), menganalisa informasi tentang issue (misal: data klinis pasien), menilai/mengevaluasi informasi (telaah asumsi dan bukti), dan membuat kesimpulan/konklusi (Settersen & Lauer, 2002)
         Berpikir kritis merupakan seni berpikir tentang berpikir (Paul, 1988)
         Berpikir kritis merupakan proses menilai/memeriksa asumsi2 yang didasari bukti terbaru, interpretasi dan menilai argumen untuk tujuan mencapai kesimpulan dari sudut pandang/perspektif yang baru (Strader, 1992)
Keputusan Klinik dlm Praktik Keperawatan
         Pwt bertanggungjawab dlm membuat keputusan klinik secara akurat dan tepat.
         Pembuatan keputusan klinik akan membedakan pwt profesional dari seorang tukang/teknisi.
Sebagai contoh: seorang pwt profesional,  akan segera melakukan tindakan bila kondisi klinik pasien-nya memburuk, mengambil keputusan jika pasien mengalami komplikasi,  akan memutuskan jika rencana pengajaran utk psien-nya tidak efektif dan perlu direvisi.
         Pembuatan keputusan klinik merupakan keputusan yg melibatkan berpikir kritis,  tindakan reflektif, dan penerapan logika ilmiah dan praktik
(menurut Benner, dalam Potter & Perry, 2009)
         Banyak pasien mempunyai masalah kesehatan dimana tidak didapatkan solusinya yang jelas di dalam texbook.
         Setiap pasien mempunyai masalah yg unik, sebagai hasil dari berbagai faktor a.l.: kesehatan fisik pasien, gaya hidup, budaya, hub dg keluarga dan teman, lingkungan hidup, dan pengalaman.
         Sbg seorg pwt, mungkin kita belum mempunyai gambaran yg jelas ttg kebutuhan pasien dan tindakan yg tepat yg harus diambil ketika pertama kali bertemu pasien.   
         Untuk itu, kita harus belajar utk ingin tahu, dan mengeksplorasi dari berbagai perspektif dan menginterpretasinya guna menemukan solusi yg bermanfaat bagi pasien.
Inti Keterampilan Berpikir Kritis
1.      Interpretasi
2.      Analisis
3.      Inferensi
4.      Evaluasi
5.      Eksplanasi
6.      Self-regulation
Inti Keterampilan Berpikir Kritis
Skill
Nursing Practice Application
Interpretasi
Teratur dalam pengumpulan data.  Mencari pola untuk mengkategorikan data (misalnya,  untuk keperluan merumuskan diagnosis keperawatan)
Mengklarifikasi data apapun yang dirasakan belum/tidak yakin.
Analisis
Berpikiran terbuka  saat melihat informasi tentang klien. Tidak membuat asumsi ceroboh.  Apakah data dapat mengungkapkan apa yang diyakini benar, atau ada pilihan lain.
Inferensi (dugaan/kesim-pulan)
Melihat makna dan signifikansi temuan.  Apakah ada hubungan antar temuan? Apakah data tentang klien membantu Anda melihat bahwa masalah itu ada?
Evaluasi
Melihat semua situasi secara objektif. Menggunakan kriteria (misalnya hasil yang diharapkan, karakteristik nyeri,  sasaran/tujuan pembelajaran) untuk menentukan hasil dari tindakan keperawatan. Merefleksi perilaku diri sendiri.
Eksplanasi
Mencari dukungan terhadap temuan dan kesimpulan Anda. Menggunakan pengetahuan dan pengalaman untuk memilih strategi yang  akan dipakai untuk merawat pasien
Self-regulation
Merefleksikan pengalaman sendiri. Mengidentifikasi cara-cara yang dapat meningkatkan performa diri.  Mengidentifikasi apa yang akan membuat anda berhasil .

Konsep Seorang Pemikir Kritis
1.      Truth seeking (mencari kebenaran)
2.      Open mindedness (pikiran terbuka)
3.      Analyticity  (analitis)
4.      Sistematicity (sistematis)
5.      Self-confidence (percaya diri)
6.      Inquisitiveness (keingintahuan)
7.      Maturity (kematangan)
Konsep Seorang Pemikir Kritis
Konsep
Perilaku Berfikir Kritis
Truth seeking
Mencari makna sebenarnya dari sebuah situasi.  Berani bertanya, jujur ​​dan objektif saat bertanya
Open mindedness
Toleran terhadap pandangan yang berbeda. Sensitif thd prasangka anda. Menghargai hak orang lain yang berpandangan berbeda
Analytisity
Menganalisa situasi yang berpotensi masalah;  antisipasi kemungkinan hasil atau konsekuensinya;  nalar;  menggunakan pengetahuan berbasis evidence.
Sistematicity
Berkerja secara terorganisir, fokus dan bekerja keras
Self-confidence
Percaya terhadap proses nalar diri sendiri
Inquisitiveness
Semangat memperoleh pengetahuan dan belajar menjelaskan ketika aplikasi pengetahuan dirasakan belum jelas.
Maturity
Solutif dan dapat diterima. Memiliki kematangan kognitif

Berfikir dan Belajar
}  Berpikir dan belajar adalah proses yang berkaitan.
}  Pertumbuhan intelektual dan emosional melibatkan belajar akan pengetahuan baru dan mempertajam kemampuan berpikir, memecahkan masalah, membuat pilihan-pilihan, dan membuat keputusan.
}  Untuk belajar, perlu “fleksibel” dan “selalu terbuka terhadap informasi baru”.
}  Ilmu keperawatan tumbuh dg cepat, dan akan muncul berbagai informasi baru bagi anda utk diaplikasikan kedalam praktik.
}  Dengan banyaknya pengalaman klinis dan penerapan pengatahuan yang telah di pelajari,  maka akan menjadi lebih baik kemampuannya dalam membentuk asumsi, menghadirkan ide-ide,  dan membuat kesimpulan valid.
}  Ketika merawat pasien, selalu berpikir kedepan dan mengajukan pertanyaan2 ini:
-          Bagaimana status pasien saat ini?
-          Bagaimana dapat berubah dan kenapa?
-          Apa yg saya tahu utk memperbaiki keadaan pasien?
-          Bagaimana terapi ini mempengaruhi pasien?
}  Jangan biarkan anda berpikir rutin atau standar. Sebaliknya, belajarlah untuk melihat melebihi kenyataan situasi klinik yg ada, mengeksplor respon pasien yg unik thd perubahan kesehatan, dan mengenali apa tindakan yg dibutuhkan utk kemanfaatan pasien.
}  Seiring dg waktu, pengalaman anda dengan banyak pasien, akan membantu anda mengenali pola2 perilaku, tanda & gejala umum yg terjadi, dan mengantisipasi reaksi thd terapi.
}  Berpikir tentang pengalaman2 tersebut akan memungkinkan anda mengantisipasi lebih baik kebutuhan2 baru klien dan mengenali berbagai masalah ketika terjadi.
Tingkatan Berpikir Kritis (Kataoka-Yahiro & Saylor, 1994)
Basic Critical Thinking
}  Pembelajar (learner) percaya bahwa para ahli mempunyai jawaban yang benar untuk setiap masalah.
}  Berfikir konkrit dan berdasarkan pada seperangkat aturan atau prinsip-prinsip
}  Contoh: seorang mhs keperawatan menggunakan manual prosedur rs utk mengkonfirmasi bagaimana memasang Folley cathteter, memasang traksi, memasang gips, dll
}  Anda mungkin akan mengikuti prosedur langkah-demi-langkah tanpa menyesuaikan prosedur untuk memenuhi kebutuhan klien yang unik (misalnya, mengatur posisi untuk meminimalkan nyeri klien atau membatasi pergerakan)
}  Anda tidak punya cukup pengalaman untuk mengantisipasi prosedur secara individual
}  Pada tahap ini, jawaban terhadap masalah yang komplek adalah benar atau salah (misalnya kelebihan atau kekurangan udara di dalam balon Folley catgeter) dan satu jawaban yang benar biasanya ada untuk setiap masalah.
}  Basic critical thinking adalah tahap awal dalam perkembangan nalar (reasoning)
}  Basic critical thinker belajar menerima pandangan/pendapat yang berbeda  dan pendapat para ahli
}  Namun demikian, kurangnya pengalaman, kurangnya kompetensi, dan perilaku infleksibel membatasi kemampuan seseorang untuk bergerak ke level berfikir kritis selanjutnya.
Complex Critical Thinking
}  Mereka menganalisa dan memeriksa pilihan-pilihan secara lebih independen.
}  Mampu berfikir dan mulai melihat melampaui dari padangan seorang ahli, dan mulai untuk melakukan perubahan
}  Seorang perawat belajar berbagai alternatif, dan berbagai pertentangan,  namun tetap ada solusi.
Case study: Complex Critical Thinking
Tn. A (36 th) post operasi fraktur hip. Klien mengalami nyeri tetapi menolak diberikan analgetik. Sejawat yang merawatnya khawatir klien akan tidak mengalami kemajuan sesuai yang direncanakan dan akan terjadi keterlambatan dalam rehabilitsi. Ketika mediskusikan pentingnya rehabilitasi dengan Tn. A. perawat menyadari pilihan klien untuk tidak memakai obat analgetik. Perwat mengetahui bahwa klien melakukan meditasi di rumah. Sebagai seorang pemikir kritis komplek, perawat mengakui dan menghargai bahwa klien mempunyai pilihan penghilang nyeri lain dari pada menerima analgetik. Perawat memutuskan untuk mendiskusikan meditasi dan intervensi nonfarmakologi lainnya dengan klien sebagai pilihan dalam mengatasi nyeri.
}  Dalam berpikir kritis level komplek, setiap solusi mempunyai manfaat dan risiko yang harus dipelajari sebelum membuat keputusan final
}  Berpikir menjadi lebih kreatif dan inovatif
}  Seorang pemikir kritis level komplek, akan mempertimbangkan berbagai pandangan yang berbeda disamping prosedur rutin saat situasi komplek terjadi.
}  Seorang pemikir kritis level komplek,  akan belajar variasi pendekatan yang bebeda untuk terapi yang sama.
Commitment
}  Pada level ini seseorang akan mengantisipasi untuk membuat pilihan tanpa bantuan orang lain.
}  Membuat keputusan scr mandiri, dan bertanggung jawab atas keputusan tsb.
}  Memilih tindakan-tindakan atau keyakinan berdasar pada berbagai alternatif yang ada dan mensuport-nya.
}  Memutuskan untuk men-dilay-kan tindakan berdasdarkan pengalaman dan pengetahuannya
}  Karena pemikir kritis pada level 3 ini mengambil tanggungjawab atau keputusan tsb, secara mandiri, maka pemikir kritis level ini akan memberikan perhatian dan menentukan ketepatannya.
Kompetensi Berfikir Kritis
}  Kompetensi berpikir kritis dalam keperawatan melibatkan penggunaan proses keperawatan
}  Case:
            …….Dany 6 bulan, BB 5,1 kg (BB sebelumnya 5,5 kg) dibawa ibunya ke UGD karena sulit BAB dan muntah-muntah. Menurut ibunya selama ini anak belum diberi makanan lain selain ASI, sehingga ibunya merasa bingung mengapa anaknya bisa seperti ini. Sebenarnya,  anak ini mengalami sulit BAB sudah sejak lama, bahkan menurut ibunya saat anak dilahirkan mekonium baru keluar setelah 2 hari dengan jumlah sedikit. Selama ini setiap BAB selalu distimulasi dengan pencahar dengan feses mencret, sedikit dan kadang berbentuk seperti pita. Pada pemeriksaan didapatkan distensi abdomen (+), pada foto polos abd tampak bayangan megacolon pada kolon desenden. Pada pemeriksaan darah didapatkan K= 3 mEq/L, Na= 130 mEq/L. Klien direncanakan untuk pembedahan korektif. Ibu klien tampak gelisah, setiap perwat atau dokter yang mendekatnya, selalu melontarkan pertanyaan yang sama, walaupun sudah dijelaskan berulang kali, dan menyebabkan perawat memarahinya……..
Sikap Pemikir Kritis
}  Confidence
}  Thinking independently
}  Fairness/jujur
}  Responsibility and accountability
}  Risk taking
}  Dicipline
}  Perseverance/tekun
}  Creativity
}  Curiosity
}  Integrity
}  Humility/rendah hati
Standar dalam Berfikir Kritis

}  Standar intelektual
-          Clear/jelas
-          Precise/teliti
-          Spesifik
-          Akurat
-          Relevan
-          Plausible/masuk akal
-          Logik
-          Konsisten
-          Deep
-          Broad
-          Signifcant
-          Adequate
-          Fair
}  Standar profesional
-          Memenuhi kriteria etik
-          Memenuhi kriteria evaluasi
-          Tg jawab profesional



1 komentar:

  1. https://www.uma.ac.id/berita/diskusi-ilmiah-bagi-para-dosen-di-lingkungan-universitas-medan-area-dengan-tema-critical-thinking

    BalasHapus