GAWAT DARURAT PARU
Santi Rahayu Dewayanti . SpP
HEMOPTISIS
Batuk Darah
Istilah hemoptisis
Ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring, atau perdarahan yang keluar ke saluran napas di bawah laring.
Batuk darah lebih sering merupakan tanda atau gejala dari penyakit dasar sehingga etiologinya harus dicari melalui pemeriksaan yang seksama
Sumber perdarahan
Sirkulasi bronkial à 95% radang paru, Ca paru
Sirkulasi pulmonal 5% infark paru, emboli paru, aneurisma Rasmussen
Etiologi
Infeksi : tuberkulosis, necrotizing pneumonia (Staphyllococcus, Klebsiella, Legionella), jamur, parasit virus.
Kelainan paru seperti bronkitis, bronkiektasis, emboli paru, kistik fibrosis, emfisema bulosa
Neoplasma : kanker paru, adenoma bronkial, tumor metastasis
Kelainan hematologis : disfungsi trombosit, trombositopenia, disseminated intravascular coagulation
Kelainan jantung : stenosis mitral, endokarditis trikuspid
Kelainan pembuluh darah : hipertensi pulmonar, malformasi arterivena, aneurisma aorta
Trauma : jejas toraks, ruptur bronkus, emboli lemak
Iatrogenik : bronkoskopi, biopsi paru, kateterisasi Swan-Ganz, limfangiografi
Kelainan sistemik : sindrom Goodpasture, idiopathic pulmonary hemosiderosis, systemic lupus erithematosus, vaskulitis (granulomatosis Wegener, purpura Henoch-Schoenlein, sindrom Chrug-Strauss)
Obat/toksin : aspirin, antikoagulan, penisilamin, kokain
Lain-lain : endometriosis, bronkolitiasis, fistula bronkopleura, benda asing, hemoptisis kriptogenik, amiloidosis
Kekerapan etiologi
Amerika
¡ Beberapa dekade lalu : TB, bronkiektasis
¡ Sekarang : Ca + bronkitis
Negara berkembang : penyakit infeksi
¡ RS Persahabatan (Retno W, dkk)
¡ TB, bronkiektasis, pasca TB, Ca paru
DIAGNOSIS BATUK DARAH
Anamnesis teliti
§ Bedakan dengan hematemesis, epistaksis dan perdarahan gusi
Pemeriksaan Fisik
§ Selain toraks, periksa organ lain THT, abdomen dll
Kriteria batuk darah massif
Berbagai literatur bervariasi
- Bleeding rate 100 – 1000/24 jam
RS Persahabatan tahun 1978
- Batuk darah sedikitnya 600 mL /24 jam
- Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi lebih dari 250 mL/24 jam, Hb < 10g% dan masih terus berlangsung
- Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi lebih dari 250 mL/24 jam, Hb > 10g% dalam 48 jam belum berhenti.
Tabel 1. Perbedaan hemoptisis dan hematemisis
Perbedaan hemoptisis dengan hematemesis
Hemoptisis | Hematemesis | |
Warna | Merah segar dan berbusa | Merah gelap atau hitam |
PH | Basa | Asam |
Konsistensi | Dapat bercampur dahak | Dapat bercampur dengan makanan |
Gejala | Diikuti dengan batuk atau mungkin didahului suara seperti berkumur | Dapat didahului dengan mual |
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
§ Darah rutin : Hb, leko, Ht
§ Uji faal pembekuan darah
§ Kuman BTA, MO lain, jamur
§ Sitologi sputum
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
§ Foto toraks PA dan lateral
~ atelektasis ~ kalsifikasi
~ infiltrat ~ kaviti
~ fibrosis ~ tumor
~ cincin-cincin / sarang tawon
§ CT Scan toraks
Pemeriksaan angiografi dan sken perfusi paru
÷ Melihat emboli paru
÷ 15% kasus hemoptisis tidak diketahui penyebabnya
~ idiopatik
~ hemoptisis essential
PENATALAKSANAAN
Tujuan
1. Mencegah asfiksia
2. Melokalisasi asal perdarahan
3. Menghentikan perdarahan
4. Mendapatkan diagnosis + tatalaksana penyakit dasar
Tahap I . Pembebasan jalan napas dan stabilisasi penderita :
Ó Menenangkan dan mengistirahatkan penderita, os diberitahu agar tidak takut membatukkan darah yang ada di saluran napasnya
Ó Menjaga agar jalan napas tetap terbuka bila perlu dilakukan pengisapan (dengan bronkoskop akan lebih baik)
Ó Resusitasi cairan / darah
TINDAKAN YANG DILAKUKAN PADA SERANGAN BATUK DARAH TERGANTUNG KEADAAN OS YAITU :
y Os dng KU dan refleks batuk baik; penderita duduk dan diinstruksikan cara membatukkan darah dengan benar
y Os dengan KU berat dan refleks batuk tidak adekuat; posisi Trendelenberg ringan dan miring ke sisi yang sakit.
y Bila batuk darah terus berlanjut pasang ETT – bila perlu dipasang Forgaty’s chateter
y Pemasangan ventilasi mekanik bila terjadi gagal napas
Terapi menggunakan bronkoskop
~ Bila bronkus dengan larutan garam fisiologis dingin
~ Pemberian obat topikal vasokonstriksi pembuluh darah diusahakan dengan larutan epineprin (1:20.000) melalui BSOL
~ Tamponade endobronkial
~ Fotokoagulasi laser (Nd-YAG Laser)
Terapi medikamentosa
Vasopresin intravena merupakan vasokonstriktor sistemik dengan dosis 0,2-0,4 unit /menit telah digunakan untuk mengatasi hemoptisis masif. Obat ini menghentikan perdaraan dengan konstriksi arteri bronkial. Namun perlu berhati-hati terutama pada penderita penyakit pembuluh darah koroner maupun hipertensi
Pemberian asam traneksamat (antifibrinolitik) untuk menghambat aktivasi plasminogen dilaporkan dapat mengontrol hemoptisis pada penderita fibrosis kistik yang tidak dapat terkontrol oleh embolisasi arteri bronkial
Pemberian kortikosteroid sistemik dengan obat sitotoksik dan plasmaferesis mungkin dapat bermanfaat pada penderita hemoptisis masif akibat perdarahan alveolar penyakit autoimun.
Pemberian gonadotropin releasing hormon agonist (GnRH) atau danazol mungkin bermanfaat pada terapi jangka panjang penderita hemoptisis katamenial
Hemoptisis karena penyakitt infeksi seperti TB, infeksi jamur atau kuman lain maka diberikan antituberkulosis, antijamur ataupun antibiotik.
PNEUMOTORAKS
Definisi
• Terdapatnya udara bebas antara pleura viseral dan pleura parietal
• Kebocoran udara ke dalam ronggal pleura akan menyebabkan jaringan paru kolaps sesuai dengan proporsi udara yang memasuki rongga pleura
Klasifikasi pneumotoraks
÷ Spontan
÷ Iatrogenik
÷ Traumatik
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
÷ Sesak napas tiba-tiba
÷ Nyeri dada yang menusuk
÷ Batuk-batuk
÷ Perburukan gejala yang cepat (bila ventil)
÷ Riwayat trauma, penyakit paru / tindakan medis
PEMERIKSAAN FISIS
Gejala ringan sampai berat, umpamanya :
~ Gelisah - kesadaran menurun
~ Sesak napas
~ Takikardi sampai bradikardi
PEMERIKSAAN FISIS PARU
~ Inspeksi : - statis : asimetris, bagian yang sakit cembung
- dinamis : yang sakit tertinggal
~ Palpipasi : - sela iga melebar
- fremitus lebih lemah
~ Perkusi : - hipersonor
- pergeseran mediastinum
~ Auskultasi : - suara napas melemah - hilang
Ket : pemeriksaan / gejala-gejala ini sangat tergantung dari luasnya pneumotoraks dan
fungsi paru o.s
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
÷ Foto toraks PA + lat :
~ Garis penguncupan paru (halus)
~ Paru kolaps
~ Bayangan radiolusen / avaskuler
~ Air-fluid level
~ Pendorongan mediastinum
÷ CT Scanning -- bila ada foto toraks belum dapat menerangkan
PENATALAKSANAAN UMUM
Tujuan :
÷ Mengeluarkan udara dalam rongga pleura
÷ Mengusahakan penyembuhan lesi di pleura
÷ Mencegah timbulnya pneumotoraks ulangan (ulangan)
÷ Mengurangi masa rawat
TIDAK SESAK
Ö Kurang dari 15% konservatif
Ö Lebih dari 15%
~ punksi pleura
~ mini WSD / Venocath
~ WSD permanen
~ rawat
~ tusuk dengan jarum segera pada ventil pneumotoraks (kontra ventil)
PENATALAKSANAAN
Umpamanya
y Cari penyakit utama (underlying disease)
y Infeksi - antibiotik
y TB Paru ® OAT
y Ca ® operatif (?)
WATER SEALED DRAINAGE (WSD)
Perlu diperhatikan :
ü Undulasi
ü Infeksi
ü Jangan tersumbat
ü Pertimbangkan : continous suction
PENATALAKSANAAN PSP
q Pemberian oksigen :
~ meningkatkan absorbsi 4x lipat
~ harus diberikan pada semua pasien yang dirawat
q Observasi
~ PSP kurang dari 15% dari klinis stabil, absorbsi rata-rata 1,25% / 24 jam
~ Dapat dirawat di rumah setelah observasi 6 jam di RS asal ada akses yang cepat ke RS
q Simple aspiration
~ PSP lebih 15% hemithorax
~ Intravenous catheter (venocath)
~ Bila gagal ® WSD/Heimlich
PENATALAKSANAAN PSS
Oxygen supplementation
Tube thoracostomy with pleurodesis after air leak resolves
Thoracoscopy (VATS)
Thoracotomy
PARU TIDAK MENGEMBANG
Penyebab
ü Fistel tidak menutup
ü Fibrosis pleura
ü Sumbatan bronkus
ü Sumbatan pada pipa WSD
ü Perlu pertimbangan :
ü Bronkoskopi
ü Torakoskopi
ü Operasi : ~ dekortikasi
~ pleurodesis
PLEURODESIS
þ Talk
þ Tetrasiklin, minosiklin, doxysiklin
þ Sitostatika
~ Bleomisin 45 mg
~ Adriamisin 60 mg
þ Ulangan tiap 2 minggu – 3 kali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar