Senin, 21 November 2011

TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON


TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON


A. PENDAHULUAN

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis , dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Jean Watson, seorang professor keperawatan memiliki persepsinya sendiri mengenai caring. Makalah ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai caring menurut Watson.

B. PEMBAHASAN 

1.   Latar Belakang Jean Watson

Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di West Virginia dan sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari University of Colorado, ia meraih gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master di keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan terus mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan konseling. Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang Profesor yang membedakan keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di University of Colorado, Sekolah Keperawatan dan merupakan pendiri Center for Human Caring di Colorado. Dia merupakan anggota dari Amecican Academy of  Nursing yang telah menerima penghargaan nasional dan internasional. Dia telah menerbitkan berbagai karya yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian manusia, yang dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson di terbitkan pada tahun 1979 di keperawatan yaitu ”The Philosphy and Science of Caring”. Pada tahun 1988, teorinya diumumkan dalam "nursing: Human Science and Human Care”. Postmodern Nursing and Beyond (1999). Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health Sciences (2002). Watson berpendapat bahwa fokus utama dalam keperawatan ada di faktor carative. Dia percaya bahwa bagi perawat untuk mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai, seorang liberal dengan latar belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi yang kokoh bagi science of caring.

2. Teori Watson

Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih  dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs). 
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup  yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.

3. Grand theory menurut Jean Watson

Grand theory menurut Jean Watson terdiri dari :

a. CARRATIVE FACTOR :

Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:

1.      Nilai-nilai kemanusiaan dan Altruistik (Humanistic-Altruistic System Value).
2.      Keyakinan dan harapan (Faith ang Hope).
3.      Peka kepada diri sendiri dan orang lain (Sensitivity to self and others)
4.      Membantu menumbuhkan kepercayaaan, membuat hubungan dalam perawatan secara manusiawi
5.      Pengekspresian perasaan positif dan negatif.
6.      Proses pemecahan masalah perawatan secara kreatif (Creative problem solving caring process).
7.      Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning).
8.      Dukungan, perlindungan, perbaikan fisik, mental, social dan spiritual.
9.      Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance).
10.  Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.

Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu standart terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu.

1.      Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap        caring                
2.       Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan      subjektif  dari dirinya dan orang dirawat.
3.      Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri orang lain, melebihi ego dirinya.
4.      Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya
5.      Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat
6.      Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistic
7.      Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
8.      Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9.      Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh, memberikan “human care essentials“, yang memunculkan pesendiri nyusuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
10.  Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri dan orang yang dirawat.



b.  Transpersonal Caring Relationship

Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship berkarakteristikkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada moral perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan martabat manusia sepeti dirinya atau lebih tingggi dari dirinya. Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan. Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif, menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk berkelanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan pasien, dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu, yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar dari diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat, kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.




c.  Caring Occation Moment

Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan (mengenai tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang, sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya, dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal jika memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan untuk berkembang (Watson 1999 , pp. 116-117).






4.  Paradigma Keperawatan Menurut Watson

a.  Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.
b.   Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
c.   Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
d.  Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.

5. Asumsi Dasar Science of Caring

Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson mengatakan 7 asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu :
a.       Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara interpersonal.
b.      Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu.
c.       Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
d.      Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima akan jadi apa dia dikemudian.
e.       Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu.
f.       Caring lebih ”healthogenic” daripada curing.
g.      Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.

6.   Proses Keperawatan Dalam Teori Caring

Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam proses keperawatan):





1.  Pengkajian

Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan pengetahuan dari literature yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual untukpembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk  memandang dan mengkaji masalah.
Pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam memecahkan masalah.
Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu:
a.       Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan     oksigenisasi
b.       Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi, meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
c.        Higher order needs (psychosocial needs) ,yaitu kebutuhan integritas yang meliputi kebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi.
d.       Higher order needs (intrapersonali needs), yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.

        2.  Perencanaan

Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable-variabel akan diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau design untuk memecahan masalah yang mengacu pada asuhan keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa dan bagaimana data akan dikumpulkan.

       3.  Implementasi

Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta meliputi   pengumpulan data.

4.  Evaluasi

meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.


 C. Kesimpulan

1. Caring adalah suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada           klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan

2. Grand theori menurut Jean Watson ada 3 yaitu :
a.       Carrative Factor
b.      Transpersonal Caring Relationship
c.        Caring Occation Moment

Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien, Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.

D. Saran

Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan.























TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON



DISUSUN OLEH
                                               
1.      ENDAH
2.      RINA WIDYA
3.      TARSINI
4.      TANDANG SUSANTO




PROGRAM B MAHASISWA KEPERAWATAN UMJ MUHAMMADIYAH
JAKARTA 20011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar