Rabu, 23 November 2011

IMUNOKIMIA


 bagian 3 imunokimia dr slamet
Sel  NK
Sel-sel NK dapat membunuh sel-sel sasaran tanpa mensintesa sebelumnya Antigen spesifik, aktivitasnya tidak memerlukan adanya MHC kelas I pada sel-sel target. Diperkirakan sel-sel NK ambil bagian dalam pengawasan tumor yang mulai timbul dan juga terhadap pertumbuhan metastatik tumor. Berkembang dalam bone marrow, kemudian diperoleh dalam peripheral blood, sel pit (sinusoid liver) dan sinusoid limpa Dapat mensekresi interferon gamma, dan  secara spontan membunuh sel yang diinfeksi virus dan sel-sel tumor.
  mungkin salah satu dari sel T Sitotoksik
  Mempunyai reseptor yang berikatan dengan bagian dari molekul IgG.
  Saat berikatan, sel-sel NK memasukkan suatu protein ke sel target, menyebabkan sel target membengkak dan pecah. Markernya CD 16
         NK cells merupakan suatu grup yg disebut  "large granular lymphocytes". 
         Sel-sel ini bersifat non-specific, MHC unrestricted cells berperan untuk eliminasi sel-sel   neoplastik atau tumor,
         Mekanisme bagaimana sel ini mengenal sel sasarannya belum diketahui secara jelas.
         Kemungkinan terdapat beberapa tipe NK-determinant yg diekspresikan oleh sel sasaran yg dikenal oleh reseptor NK-receptor pd permukaan sel NK .
         Begitu sel sasaran dikenali pemusnahan mungkin sama dengan cara kerja CTL.
Macrophages
Sel fagosit mono nukleus non limfosit. Ada pada jaringan dan dalam darah, derivat dari stem sel monositic. Penting sebagai sel pelengkap pada respon imun Makrofag khusus ada pada beberapa lokasi, sel-sel Kupffer dan histiosit.
Makrofag dan monosit yang baru direkrut melakukan fagositosis serta membunuh mikroorganisme di dalam sel. Makrofag juga mampu membunuh secara ekstraseluler. Makrofag mendukung perbaikan jaringan dan beraksi sebagai antigen-presenting cells (APC), yang diperlukan untuk memicu respon imun spesifik.
Fungsi Complement
  Complement merupakan suatu grup protein serum yang berkerja sebagai komplemen aktivitas antibodi untuk melenyapkan patogen.
  Adalah suatu kaskade enzim yang membentu pertahanan tubuh thd infeksi.
  Complement bukan bersifat spesifik thd antigen dan komponennya diaktifkan dengan segera bila terdapat patogen, sehingga digolongkan dalam imunitas didapat (innate immunity). Akan tetapi adapula antigen yang dapt mengaktifkan protein komplemen sehingga aktivasi komplemen sebagian digolongkan pula dalam  humoral immunity.
  Complement menstimulasi inflamasi, memfasilitasi fagositosis antigen dan lisis dari beberapa macam sel secara langsung.Karena merupakan suatu agen inflamasi yang kuat maka aktivitasnya diregulasi secara ketat..
  Complement protein diproduksi secara konstitutif oleh makrofag dan hepatosit. Yg terdapat dalam sirkulasi merupakan sebagai molekul yg belum aktif. Sebagian besar protein komplemen merupakan  pro-enzyme (zymogen) dan sebagian ditemukan pula pada permukaan sel..
  Complement proteins occur in serum as inactive enzyme precursors (zymogens); others reside on cell surfaces.
Sistem complement :
  Sistem komplemen menjembatani antara  innate dan acquired immunity melalui :
      Memperbesar respons antibody (Ab) responses dan immunologic memory
      Melisiskan selsel asing
      Membersihkan kompleks imun dan sel yg mengalami apoptosis.
      Komponen- komponen komplemen mempunyai banyak fungsi biologis  (a,l.  Stimulasi proses chemotaxis, memicu degranulasi  sel mast tanpa tergantung pada  IgE).
  Aktivasi komplemen: Terdapat 3 jalur pengaktifan komplemen:
      Classical
      Lectin
      Alternative
Classical pathway
  Aktivasi dependen thd Ab, terjadi bila C1 berinteraksi dengan Ag-IgM atau aggregated Ag-IgG complexes, atau Ab-independent, yg terjadi bila  polyanion (eg, heparin, protamine, DNA dan RNA dari sel apoptotic), gram-negative bacteria, atau terikat pada C-reactive protein yg bereaksi langsung dengan C1.
  Pathway ini  diregulasi oleh C1 inhibitor (C1-INH).
Lectin pathway
  Aktivasi adalah Ab-independent; yang terjadi bila  mannose-binding lectin (MBL), suatu protein  serum, terikat pada gugus manosa atau fruktosa pada dinding sel bakteri, dinding sel ragi (yeast), atau virus.
  Secara fungsionil dan struktural jalur ini menyerupai jalur klasik.
Alternate pathway
  Aktivasi terjadi bila komponen permukaan sel mikroba (a.l., yeast walls, bacterial cell wall lipopolysaccharide [endotoxin]) atau Ig (a.l., nephritic factor, aggregated IgA) memecah sebagian kecil C3.
  Jalur ini diregulasi oleh properdin, factor H, dan decay-accelerating factor.
  Ke 3 jalur itu  kemudian akan mengerucut menjadi suatu jalur final bersama bilamana C3 convertase memecah  C3 menjadi C3a dan C3b
  Pemecahan C3 akan menghasilkan pembentukan  membrane attack complex (MAC), yg merupakan komponen sitotoksik sistem komplemen.  MAC menyebabkan  lysis dari sel-sel asing.
KLASIFIKASI
1.      Imunoglobulin G
  IgG mempunyai struktur dasar imunoglobulin yang terdiri dari 2 rantai berat H dan 2 rantai ringan L. IgG manusia mempunyai koefisien sedimentasi 7 S dengan berat molekul sekitar 150.000. Pada orang normal IgG merupakan 75% dari seluruh jumlah imunoglobulin.
  Imunoglobulin G terdiri dari 4 subkelas, masing-masing mempunyai perbedaan yang tidak banyak, dengan perbandingan jumlahnya sebagai berikut: IgG1 40-70%, IgG2 4-20%, IgG3 4-8%, dan IgG4 2-6%. Masa paruh IgG adalah 3 minggu,
  IgG merupakan antibodi dominan pada respon sekunder dan menyusun pertahanan yang penting melawan bakteti dan virus. Ini merupakan satu-satunya antibodi yang mampu melintasi plasenta,oleh karena itu merupakan imunoglobulin yang paling banyak ditemukan pada bayi yang baru lahir.
  IgG lebih mudah menyebar ke dalam celah-celah ekstravaskuler dan mempunyai peranan utama menetralisis toksin kuman dan melekat pada kuman sebagai persiapan fagosistosis serta memicu kerja system komplemen. Dikenal 4 subklas yang disebut IgG1, IgG2, IgG3 dan IgG4.
2.      Imunoglobulin M
  secara diagnostik bermanfaat karena kehadiran IgM umumnya mengindikasikan adanya infeksi baru oleh pathogen yang menyebabkan pembentukannya.
   IgM berfungsi sebagai reseptor permukaan sel B untuk tempat antigen melekat dan disekresikan dalam tahap-tahap awal respons sel plasma. IgM sangat efisien untuk reaksi aglutinasi dan reaksi sitolitik, dan karena timbulnya cepat setelah infeksi dan tetap tinggal dalam darah maka IgM merupakan daya tahan tubuh penting pada bakterimia.
  Ini merupakan imunoglobulin yang efisien dalam proses aglutinasi fiksasi komplemen dan reaksi antigen-antibodi lainnya serta penting juga dalam menjadi pertahanan dalam melawan bakteri dan virus.
  Imunoglobulin M merupakan 10% dari seluruh jumlah imunoglobulin, dengan koefisien sedimen 19 S dan berat molekul 850.000-l.000.000. Molekul ini mempunyai 12% dari beratnya adalah karbohidrat. Antibodi IgM adalah antibodi yang pertama kali timbul pada respon imun terhadap antigen dan antibodi yang utama pada golongan darah secara alami. Gabungan antigen dengan satu molekul IgM cukup untuk memulai reaksi kaskade komplemen.
3.      Imunoglobulin A (IgA)
  Adalah Imunoglobulin utama dalam sekresi selektif, misalnya pada susu, air liur, air mata dan dalam sekresi pernapasan, saluran genital serta saluran pencernaan atau usus (Corpo Antibodies). Imunoglobulin ini melindungi selaput mukosa dari serangan bakteri dan virus. Ditemukan pula sinergisme antara IgA dengan lisozim dan komplemen untuk mematikan kuman koliform. Juga kemampuan IgA melekat pada sel polimorf dan kemudian melancarkan reaksi komplemen melalui jalan metabolisme alternatif.
  IgA dihasilkan paling banyak dalam bentuk dimer yang tahan terhadap proteolisis berkat kombinasi dengan suatu zat protein khusus, disebut secretory component, oleh sel-sel dalam membrane mukosa.
  Fungsi utama IgA adalah untuk mencegah perluasan  virus dan bakteri ke permukaan epitel.
  Fungsi IgA setelah bergabung dengan antigen pada mikroorganisme mungkin dalam pencegahan melekatnya mikroorganisme pada sel mukosa.
4.      Imunoglobulin D
  Konsentrasi IgD dalam serum sangat sedikit (0,03 mg/ml), sangat labil terhadap pemanasan dan sensitif terhadap proteolisis. Berat molekulnya adalah 180.000. Rantai δ mempunyai berat molekul 60.000 – 70.000 dan l2% terdiri dari karbohidrat. Fungsi utama IgD belum diketahui tetapi merupakan imunoglobulin permukaan sel limfosit B bersama IgM dan diduga berperan dalam diferensiasi sel ini.
  Imunoglobulin ini tidak mengaktifkan system komplemen dan tidak dapat menembus plasenta. IgD terutama ditemukan pada permukaan sel B, yang kemungkinan berfungsi sebagai suatu reseptor antigen yang diperlukan untuk memulai diferensiasi sel-sel B menjadi plasma dan sel B memori. Ini juga terjadi pada beberapa sel leukemia limfatik. Di dalam serum immunoglobulin ini hanya terdapat dalam jumlah sedikit.
5.      ImunoglobulinE (IgE)
  Didalam serum ditemukan dalam konsentrasi sangat rendah. IgE apabila disuntikkan ke dalam kulit akan terikat pada Mast Cells dan Basofil. Kontak dengan antigen akan menyebabkan degranulasi dari Mast Cells dengan pengeluaran zat amin yang vasoaktif. IgE yang terikat ini berlaku sebagai reseptor yang merangsang produksinya dan kompleks antigen-antibodi yang dihasilkan memicu respon alergi  Anafilaktik melalui pelepasan zat perantara.
  Pada orang dengan hipersensitivitas alergi berperantara antibodi, konsentrasi IgE akan meningkat dan dapat muncul pada sekresi luar. IgE serum secara khas juga meningkat selama infeksi parasit cacing.
  Dihasilkan pada saat respon alergi seperti asma dan biduran. Peranan IgE belum terlalu jelas. Di dalam serum, konsentrasinya sangat rendah, tetapi kadarnya akan naik jika terkena infeksi parasit tertentu, terutama yang disebabkan oleh cacing. IgE berukuran sedikit lebih besar dibandingkan dengan molekul IgG dan hanya mewakili sebagian kecil dari total antibodi dalam darah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar